Selasa, 16 Februari 2016

H. MEMECAHKAN MASALAH KEUANGAN DENGAN KONSEP
     MATEMATIKA

Menyelesaikan Masalah Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk Dalam Keuangan
Bunga Tunggal
Pengertian Bunga
Persen Diatas Seratus dan Persen Dibawah Seratus
Persen Di atas Seratus            
         Persen diatas seratus adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan seratus. Secara umum di tulis :
Text Box:
 


        

Untuk menentukan P diatas seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu  :
Dengan perhitungan biasa,P % di atas seratus dari modal M adalah :

           Text Box:                                                                                                                                                                                                            



Dengan jumlah deret geometri  turun tak berhinga :
        
Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak terhingga dengan :
Suku pertama
Rasio              
Sehingga ,
               - …
Dengan demikian untuk menghitung  adalah :
Hitung
Hasil 1) dikurangi
Hasil 2) ditambah
Hasil 3) dikurangi
Dan seterusnya

Contoh 3
Persen Di bawah Seratus
        
         Persen dibawah seratus adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan seratus. Secara umum di tulis :
Text Box:
 


        

Untuk menentukan P dibawah seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu  :
Dengan perhitungan biasa,P % di bawah  seratus dari modal M adalah :

           Text Box:                                                                                                                                                                                                              



Dengan jumlah deret geometri  turun tak berhinga :
        
Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak terhingga dengan :

               - …
Dengan demikian untuk menghitung  adalah :
Pengertian Bunga Tunggal

            Bunga Tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipimjam.

         Jika kita memperbungakan modal (uang ) sebesar M dengan bunga tunggal sebesar P % setahun, dan besarnya bunga dinyatakan dengan I , maka :
Setelah t tahun, besarnya bunga :
Text Box:   




Setelah t bulan, besarnya bunga :
Text Box:
 






Setelah t bulan, besarnya bunga :
1) Jika satu tahu 360 hari, maka
Text Box:
 






      2) Jika satu tahun 365 hari ( tahun kabisat) ,maka
Text Box:                      
Text Box:                  



3) Jika satu tahun 366 hari ( tahun kabisat) ,maka
Text Box:                      
                



Metode Perhitungan Bunga Tunggal
a.      Metode Pembagi Tetap
         Kita telah mengenal rumus untuk mencari besar bunga dari uang sebesar M yang digunakan selama t hari dengan suku bunga P % setahun,yang dirunuskan sebagai berikut :
           
              
              
Bentuk  disebut angka tahun dan  disebut penbagi tetap, maka rumus bunga di atas menjadi :
Text Box:         







Jika ada beberapa uang yang dipergunakan atas dasar bunga yang sama maka :
 
 





b.      Metode persen yang sebanding
         Metode persen yang sebanding digunakan jika suku bunga bukan merupakan pembagi habis 360, sebab dengan metode ini satu tahun dihitung 360 hari,missal kita ambil suku bunga 9 % setahun ,dengan langkah sebagai berikutini :
a.      Hitunglah besar bunga berdasarkan persentase terdekat dengan suku bunga merupakan pembagi habis 360 !
b.      Hitunglah besar bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen yang sebanding!
c.      Metode persen yang seukuran
         Metode persen yang seukuran menggunakan perhitungan satu tahun = 365, sehingga perhitngan dengan metode ini mula – mula harus dihitung bunga 5 % setahun sebagai berikut :

  
  
Bilangan
Jadi, besar bunga 5 % sebanding dengan
   
Kemudian, menghitung besarnya bunga yang dimaksud dengan metode persen yang sebanding.

      c.  Rp   900.000,00 selama 90 hari
2.      Bunga Majemuk
a.      Perbedaan bunga dengan diskonto
            Untuk memperjelas perbedaan bunga dengan diskonto, marilah kit perhatikan ilustrasi sebagai berikut!
        
            Budi menminjam uang kepada Rony sebesar Rp 20.000.000,00 atas dasar bunga tunggal yang akan dikembalikan setahun kemudian. Jika saat meminjam, Jumlah uang yang ditrima BUdi sebesar Rp 18.000.000,00, maka hal ini di katakan Budi telah membayar diskonto sebesar Rp 2.000.000,00.
            Dari kejadiaan diatas, dapat disimpulkan bahwa diskonto adalah bunga yang dibayarkan oleh peminjam saat menerima pinjaman.
            Jika nilai diskonto = D, jumlah uang yang diterima saat meminjam atau Nilai Tunai = NT, dan jumlah uang yang harus dikembalikan atau Niai Akhir = NA, maka hubunga ketiganya dinyatakan dalam bentuk :

Text Box: D = NA - NT                          


         Ada dua cara untuk mencari diskonto adalah sebagai berikut :

1)      Disakonto dari nilai akhir

                  
Text Box:   



        
         Keterangan :
         D         = Diskonto
         P          = Suku bunga diskonto
         NA      = Nilai akhir
         t           = waktu pinjaman
         h          = 1, 12, dan 360
2)      Diskonto dari nilai tunai
Text Box:             
                       



Pengertian dan konsep bunga majemuk

      Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama pereode bunga tertentu, misalnya satu tahun, maka setelah satu tahun kita akan mendapat bunga sebesar P % kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tapi ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada pereode berikutnya sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikut berbeda jumlanya ( menjadi bunga berbunga ) maka dikatan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.

Perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk

      Untuk memahami perbedan antara bunga tunggal dengan bunga majemuk,  marilah kita perhatikan contoh – contoh berikut!

         Contoh :
Herman menabung uang dibank sebesar Rp 2.000.000,00 dengan suku bunga tunggal  5 % setahun. Menjadi berapakah uang Herman setelah satu tahun?

Jawab :
Diketehui :
M   = 2.000.000
P    = 5
t     = 3
I     =
      =
        
Jadi, jumlah uang Herman setelah 3 tahun menjadi Rp 2.000.000,00 + Rp 300.000,00 = Rp 2.300.000,00

Perhitungan nilai akhir modal

1              Dengan menggunakan rumus

Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar P % satahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah : ( i =   )
Maka rumusnya adalah :

Text Box: Mn = M ( 1 + i)n 



Contoh 14
Perhitungan nilai tunai modal

Dengan menggunakan rumus nilaitunai
Kita masih ingat bahwa rumus nilai akhir bunga majemuk, yaitu :

Text Box: Mn = M ( 1 + i)n 


Rumus di atas dapat diubah menjadi :
 
 




M   = modal mula – mula atau nilai tunai ( NT )
Mn = modal setelah n jangka waktu ( periode ),selanjutnya ditulis M
Jadi ,
Atau
atau
Text Box: NT = M ( 1 + i)-n
 



Menentukan nilai tunai modal dengan kalkulator
Nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan

Text Box:
 

  




Menyelesaikan Masalah Rente Dalam Keuangan.
Pengertian Rente dan Macan Rente
         Rente adalah deret modal yang dibayarkan atau diterima pada sertiap jangka waktu tertentu yang tetap besarnya. Masing – masing modal ini disebut angsuran. Pada hakikatnya , ada tiga macam rente sebagai berikut ini ;
1. Berdasar saat pembayaran angsuran meliputi :
          1) Rente pra – numerando
          2) Rente post – numerando
2. Berdasarkan banyaknya angsuran, meliputi :
          1) Rente terbatas
          2) Rente Kekal
3. Berdasarkan langsung tidaknya pembayaran pertama,meliputi :
          1) Rente langsung
          2) Rente yang di tangguhkan
2.      Menghitung Nilai Akhir Rente

         Nilai akhir rente adalah jumlah seluruh angsuran dan bunga – bunga yang di hitung pada akhir masa bunga terakhir. Nilai akhir rente dinyatakan dengan NA.Ada dua macam nilai akhir rente, yaiti nilai akhir rete pra – numerando dan nilai akhir rente post – numerando.
2.a.   Menghitung Akhir Rente Pra - numerando
Dengan Deret Geometri
  atau
Text Box:          
        
        


Bentuk ( 1 + i )n dapat dicari dalam Daftar bunga I.

Dengan Daftar Bunga
        
         Selan dengan deret geometri, nilai akhir rente pra – numerando juga dapat disajikan dalam bu\entuk notasi sigma :
Text Box:          




2.b.   Akhir Rente Post- numerando
         Nilai akhir post – numerando adalah nilai akhir suatu rente yang amgsuran terakhirnya belum mengalami pembungaan.
Atau
        
Text Box:
 

        



         Rumus diatas adalah nilai akhir rente post – numerando, bentuk ( 1 + i ) dapat dicari dalam daftar I atau dengan kalkulator.
Atau dinyatakan sebagai berikut :
Text Box:                   



3.      Hitung Nilai Tunai Rente

         Nilai tunai rente adalah jumlah seluruh nilai tunai angsuran yang dihitung pada awal masa bunga pertama, yang dinyatakan dengan NT.
         Ada dua jenis nilai tunai rente yaitu : nilai tunai rente pra – numerando dan nilai tunai rente post – numerando.

3.a.   Menghitung Nilai Tunai Rente Pra - numerando
Maka rumus NA diatas dapat diubah menjadi :
        
         Atau
Text Box:         




   Selain dengan deret geometri dapatjuga disajikan dengan notasi sigma :
NA   = M + M(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 +  ... + M(1+ i )2 - n + M(1+ i )1 - n
NA   = M + M[(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 +  ... + M(1+ i )2 – n + M(1+ i )1 - n ]
Text Box:                                                                            




Bentuk dicari dalam daftar IV
3.b.   Menghitung Nilai Tunai Rente Post – numerando
     
      Atau nilai tunai rente post – numerando :

Text Box:           
     


      Jika bentuk diatas ditulis dalam notasi sigma, maka dapat ditulis sebagai :
Text Box:       




               Bentuk dapat dicar dalam daftar IV.
4.      Menghitung Rente Kekal
4.a    Menghitung Nilai Rente Kekal Pra – numerando
                  Nilai tunai rente pra – numerando adalah jumlah masing – masing nilai tunai suatu pembayaran setiap awal masa bunga , dengan waktu yang tidak terbatas dan suku bunga tetap. Kita ingat kembali tentang nilai tunai rente pra – numerando. Jika rentenya tanpa batas ,maka :
Jadi, nilai tunai rente kekal pra – numerando dapat ditulis dalam bentuk
                                   
Text Box:
 




4.b.   Menghitung Nilai Tunai Rente Kekal Post – numerando
Sehingga, nilai tunai rente kekal post – numerando dapat ditulis dalam bentuk :
Text Box:                   




5.      Rente Yang Ditangguhkan
                  Semua jenis rente yang telah dibahas diatr adalah rente langsung yaitu pembayaran atau penerimaan yang pertama dilakukan pada awal atau akhir masa bunga yang pertama. Pada rente yang ditangguhkan atau rente tertuda, pembayaran atau penerimaan yang pertama mengalam penangguhan atau penundaan selama k mas bunga. Untuk lebih memahami pengertian rente yang di tangguhkan, maka perhatikan contoh berikut ini :
                  Pada tanggal 1 Januari 2006 ,Fitri meminjam uang di bank . Pinjaman tersebut pelunasannya dicicil tiap awal bulan sebesar Rp 100.000,00m dimulai 1 April 2006 dan berakhir 1 Maret 2007 dengan suku bunga majemuk 5 % setiap bulan. Jumlah uang yang dipinjam Fitri pada tanggal 1 Januari 2006 disebut nilai tunai rente yang tertunda.
                  Jika pada contoh masalah di atas, uang yang di pinjam adalh M rupiah, di bayar tiap awal bulan ke –n, suku bunga majemuk I = P % per bulan, maka di peroleh :
Text Box:                   

        

Dengan notasi sigma ditanyakan dalam bentuk :

Text Box:       




C.  Mennyelesaikan Masalah Anuitas Dalam Sistem Pinjaman
1.   Pengertian Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya, yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu, dan terdiri atas bagian bungaan bagian angsuran.Jika besarnya anuitas adalah A, angsuranperiode ke-n dinyatakan dengan an, dan bunga periode ke-n adalah bn, maka diperoleh hubungan:
            A = an + bn    ,   n = 1,2,3,..

Menghitung  anuitas
            Dengan notasi sigma:
      
           A  =  M 
        
            Contoh:
Menghitung Pelunasan Hutang
Jika pelunasan (angsuran) dalam anuitas ke-1
            adalah a1, dalam anuitas ke-n  adalah an, hutang
            semula M dan suku bunganya i, maka :
 
               an = a1(1+i)n-1      ,    an = ak (1+i)n-k
1.      Penyusutan Dalam Masalah Nilai Suatu Barang
         a. Pengertian Penyusutan dan Aktiva
         Penyusutan atau depresi  adalah prises pengalokasian secara periodic dari perolehan suatu aktiva terhadap biaya perusahaan.
         Aktva atau harta perusahaan adalah segala sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang berupa harta benda dan hak – hak yang dimiliki.Ditinjau dari manfaat aktiva dibedakan menjai dua macam , yaitu aktiva lancer dan aktiva tetap.
a. Aktiva lancar adalah uang tunai atau aktiva lain yang dapat dicairkan
     menjadi uang tunai, dijual atau dipakaihabis, selama satu periode operasi      
     normal dari perusahaan itu.
b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunkan dalam menyelengarakan operasi
     perusahaan. Aktiva tetap mempunyai sifat yang tahan lama tau relative   
     permanent, artinya lebih dari satu periode operasi yang normal dari 
     perusahaan. Ada dua kelompok aktiva tetap ;
Aktiva teap berwujut adalah ktiva tetap yang memiliki sifat fisik : tanah, bangunan mesin, kendaraan, peralatan, dan lain – lain.
Aktiva tetap tidak berwujud,adalah aktiva tetap yang tidak memilii sifat fisik akan tetapi mempunyai nilai uang karena kekuatan hukumnya misalnya ; hak paten, merek dagang, dan lain – lain.
        
         b. Perhitungan Penyusutan.
                  Ada beberapa perhitungan penyusutan , diantarnya sebagai berikut :
Metode garis lurus
Metode garis lurus atau metode prosentase tetap dari harga pembelian.
Rumus Besar Penyusutan tiap periode.
Text Box:   
                                                                                                                            



Rumus Persentase Penyusutan.
D = Beban penyusutan
A = Aktva
S  = Nlai sisa atau residu
n  =  Perkiraan umur mafaat
r  = Persentase penyusutan
 
Text Box:                                                        







Metode Persentase Tetap Dari Nilai Buku
Metode ini didasarkan pada persentase tetap terhadap nilai buku. Kaena nilai buku tiap tahun berlainan, maka besarnya penyusutan buku tiap tahun juga berlainan.
Nilai buku akhir tahun ke -1
      = A – rA = A (1 -  r)
Nilai buku akhir tahun ke -2
      = A(1 – r) – rA(1 – r)
      = A(1 – r)(1 – r)
      = A(1 – r)2
Nilai buku akhir tahun ke -3
      = A(1 – r)2 - rA(1 – r)2
      = A(1 – r)2 (1 – r)
      = A(1 – r)3
Maka, diperoleh nilai buku akhir tahun ke – n = A(1 – r)n
Jika nilai buku akhir tahun ke- n sama dengan sisa (S), maka :
      S = A(1 – r)n
        = (1 – r)2

A = Aktva
S  = Nlai sisa atau residu
n  =  Perkiraan umur mafaat
r  = Persentase penyusutan
 
        1 –r  =
Text Box:    





Metode Satuan Jam Kerja Aktiva
   Dalam metode satuan jam kerja ini beban penyusutan untuk satu nperiode tergantung pada jam kerja aktiva itu dipakai, dan dinyatakan dengan rumus
Text Box:
 





n =  jumlah jam kerja

A = Aktiva
                        S = Sisa
Metode Satuan Hasil Produksi
Perhitungan besar penyusutan dengan metode satuan hasil produksi ( Shp ) dihitung berdasarkan banyaknya satuan hasil produksi yang dihasilkan dari suatu aktiva.
Text Box:
 

                       





            Keterangan :
            r = Tingkat penyusutan
            A = Biaya perolehan
            S = Nilai sisa
            n = Jumlah satuan hasil produksi
           
Metode Jumlah Bilangan Tahun
Cara menghitung besar penyusutan dengan metode dapat dilihat contoh sebagai berikut :

Contoh :
Biaya perolehan suatu aktiva sebesar Rp 10.000.000,00 diperkirakan umur manfaat aktiva tersebut 4 tahu dan nilai sisanya sebesar Rp 2.000.000,00
Tentukan :
a. Tingkat penyusutan!
b. Daftar penyusutan!
Jawab :
Diketahui :
A = 10.000.000
S  = 2.000.000
Bilangan tahun = 1 + 2 + 3 + 4 = 10
a. Besar penyusutan : ….?

Tahun ke-1 =   Rp 8.000,00 = Rp 3.200.000,00
                     H. MEMECAHKAN MASALAH KEUANGAN DENGAN KONSEP
     MATEMATIKA

Menyelesaikan Masalah Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk Dalam Keuangan
Bunga Tunggal
Pengertian Bunga
Persen Diatas Seratus dan Persen Dibawah Seratus
Persen Di atas Seratus            
         Persen diatas seratus adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan seratus. Secara umum di tulis :
Text Box:
 


        

Untuk menentukan P diatas seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu  :
Dengan perhitungan biasa,P % di atas seratus dari modal M adalah :

           Text Box:                                                                                                                                                                                                            



Dengan jumlah deret geometri  turun tak berhinga :
        
Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak terhingga dengan :
Suku pertama
Rasio              
Sehingga ,
               - …
Dengan demikian untuk menghitung  adalah :
Hitung
Hasil 1) dikurangi
Hasil 2) ditambah
Hasil 3) dikurangi
Dan seterusnya

Contoh 3
Persen Di bawah Seratus
        
         Persen dibawah seratus adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan seratus. Secara umum di tulis :
Text Box:
 


        

Untuk menentukan P dibawah seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu  :
Dengan perhitungan biasa,P % di bawah  seratus dari modal M adalah :

           Text Box:                                                                                                                                                                                                              



Dengan jumlah deret geometri  turun tak berhinga :
        
Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak terhingga dengan :

               - …
Dengan demikian untuk menghitung  adalah :
Pengertian Bunga Tunggal

            Bunga Tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipimjam.

         Jika kita memperbungakan modal (uang ) sebesar M dengan bunga tunggal sebesar P % setahun, dan besarnya bunga dinyatakan dengan I , maka :
Setelah t tahun, besarnya bunga :
Text Box:   




Setelah t bulan, besarnya bunga :
Text Box:
 






Setelah t bulan, besarnya bunga :
1) Jika satu tahu 360 hari, maka
Text Box:
 






      2) Jika satu tahun 365 hari ( tahun kabisat) ,maka
Text Box:                      
Text Box:                  



3) Jika satu tahun 366 hari ( tahun kabisat) ,maka
Text Box:                      
                



Metode Perhitungan Bunga Tunggal
a.      Metode Pembagi Tetap
         Kita telah mengenal rumus untuk mencari besar bunga dari uang sebesar M yang digunakan selama t hari dengan suku bunga P % setahun,yang dirunuskan sebagai berikut :
           
              
              
Bentuk  disebut angka tahun dan  disebut penbagi tetap, maka rumus bunga di atas menjadi :
Text Box:         







Jika ada beberapa uang yang dipergunakan atas dasar bunga yang sama maka :
 
 





b.      Metode persen yang sebanding
         Metode persen yang sebanding digunakan jika suku bunga bukan merupakan pembagi habis 360, sebab dengan metode ini satu tahun dihitung 360 hari,missal kita ambil suku bunga 9 % setahun ,dengan langkah sebagai berikutini :
a.      Hitunglah besar bunga berdasarkan persentase terdekat dengan suku bunga merupakan pembagi habis 360 !
b.      Hitunglah besar bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen yang sebanding!
c.      Metode persen yang seukuran
         Metode persen yang seukuran menggunakan perhitungan satu tahun = 365, sehingga perhitngan dengan metode ini mula – mula harus dihitung bunga 5 % setahun sebagai berikut :

  
  
Bilangan
Jadi, besar bunga 5 % sebanding dengan
   
Kemudian, menghitung besarnya bunga yang dimaksud dengan metode persen yang sebanding.

      c.  Rp   900.000,00 selama 90 hari
2.      Bunga Majemuk
a.      Perbedaan bunga dengan diskonto
            Untuk memperjelas perbedaan bunga dengan diskonto, marilah kit perhatikan ilustrasi sebagai berikut!
        
            Budi menminjam uang kepada Rony sebesar Rp 20.000.000,00 atas dasar bunga tunggal yang akan dikembalikan setahun kemudian. Jika saat meminjam, Jumlah uang yang ditrima BUdi sebesar Rp 18.000.000,00, maka hal ini di katakan Budi telah membayar diskonto sebesar Rp 2.000.000,00.
            Dari kejadiaan diatas, dapat disimpulkan bahwa diskonto adalah bunga yang dibayarkan oleh peminjam saat menerima pinjaman.
            Jika nilai diskonto = D, jumlah uang yang diterima saat meminjam atau Nilai Tunai = NT, dan jumlah uang yang harus dikembalikan atau Niai Akhir = NA, maka hubunga ketiganya dinyatakan dalam bentuk :

Text Box: D = NA - NT                          


         Ada dua cara untuk mencari diskonto adalah sebagai berikut :

1)      Disakonto dari nilai akhir

                  
Text Box:   



        
         Keterangan :
         D         = Diskonto
         P          = Suku bunga diskonto
         NA      = Nilai akhir
         t           = waktu pinjaman
         h          = 1, 12, dan 360
2)      Diskonto dari nilai tunai
Text Box:             
                       



Pengertian dan konsep bunga majemuk

      Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama pereode bunga tertentu, misalnya satu tahun, maka setelah satu tahun kita akan mendapat bunga sebesar P % kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tapi ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada pereode berikutnya sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikut berbeda jumlanya ( menjadi bunga berbunga ) maka dikatan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.

Perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk

      Untuk memahami perbedan antara bunga tunggal dengan bunga majemuk,  marilah kita perhatikan contoh – contoh berikut!

         Contoh :
Herman menabung uang dibank sebesar Rp 2.000.000,00 dengan suku bunga tunggal  5 % setahun. Menjadi berapakah uang Herman setelah satu tahun?

Jawab :
Diketehui :
M   = 2.000.000
P    = 5
t     = 3
I     =
      =
        
Jadi, jumlah uang Herman setelah 3 tahun menjadi Rp 2.000.000,00 + Rp 300.000,00 = Rp 2.300.000,00

Perhitungan nilai akhir modal

1              Dengan menggunakan rumus

Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar P % satahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah : ( i =   )
Maka rumusnya adalah :

Text Box: Mn = M ( 1 + i)n 



Contoh 14
Perhitungan nilai tunai modal

Dengan menggunakan rumus nilaitunai
Kita masih ingat bahwa rumus nilai akhir bunga majemuk, yaitu :

Text Box: Mn = M ( 1 + i)n 


Rumus di atas dapat diubah menjadi :
 
 




M   = modal mula – mula atau nilai tunai ( NT )
Mn = modal setelah n jangka waktu ( periode ),selanjutnya ditulis M
Jadi ,
Atau
atau
Text Box: NT = M ( 1 + i)-n
 



Menentukan nilai tunai modal dengan kalkulator
Nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan

Text Box:
 

  




Menyelesaikan Masalah Rente Dalam Keuangan.
Pengertian Rente dan Macan Rente
         Rente adalah deret modal yang dibayarkan atau diterima pada sertiap jangka waktu tertentu yang tetap besarnya. Masing – masing modal ini disebut angsuran. Pada hakikatnya , ada tiga macam rente sebagai berikut ini ;
1. Berdasar saat pembayaran angsuran meliputi :
          1) Rente pra – numerando
          2) Rente post – numerando
2. Berdasarkan banyaknya angsuran, meliputi :
          1) Rente terbatas
          2) Rente Kekal
3. Berdasarkan langsung tidaknya pembayaran pertama,meliputi :
          1) Rente langsung
          2) Rente yang di tangguhkan
2.      Menghitung Nilai Akhir Rente

         Nilai akhir rente adalah jumlah seluruh angsuran dan bunga – bunga yang di hitung pada akhir masa bunga terakhir. Nilai akhir rente dinyatakan dengan NA.Ada dua macam nilai akhir rente, yaiti nilai akhir rete pra – numerando dan nilai akhir rente post – numerando.
2.a.   Menghitung Akhir Rente Pra - numerando
Dengan Deret Geometri
  atau
Text Box:          
        
        


Bentuk ( 1 + i )n dapat dicari dalam Daftar bunga I.

Dengan Daftar Bunga
        
         Selan dengan deret geometri, nilai akhir rente pra – numerando juga dapat disajikan dalam bu\entuk notasi sigma :
Text Box:          




2.b.   Akhir Rente Post- numerando
         Nilai akhir post – numerando adalah nilai akhir suatu rente yang amgsuran terakhirnya belum mengalami pembungaan.
Atau
        
Text Box:
 

        



         Rumus diatas adalah nilai akhir rente post – numerando, bentuk ( 1 + i ) dapat dicari dalam daftar I atau dengan kalkulator.
Atau dinyatakan sebagai berikut :
Text Box:                   



3.      Hitung Nilai Tunai Rente

         Nilai tunai rente adalah jumlah seluruh nilai tunai angsuran yang dihitung pada awal masa bunga pertama, yang dinyatakan dengan NT.
         Ada dua jenis nilai tunai rente yaitu : nilai tunai rente pra – numerando dan nilai tunai rente post – numerando.

3.a.   Menghitung Nilai Tunai Rente Pra - numerando
Maka rumus NA diatas dapat diubah menjadi :
        
         Atau
Text Box:         




   Selain dengan deret geometri dapatjuga disajikan dengan notasi sigma :
NA   = M + M(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 +  ... + M(1+ i )2 - n + M(1+ i )1 - n
NA   = M + M[(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 +  ... + M(1+ i )2 – n + M(1+ i )1 - n ]
Text Box:                                                                            




Bentuk dicari dalam daftar IV
3.b.   Menghitung Nilai Tunai Rente Post – numerando
     
      Atau nilai tunai rente post – numerando :

Text Box:           
     


      Jika bentuk diatas ditulis dalam notasi sigma, maka dapat ditulis sebagai :
Text Box:       




               Bentuk dapat dicar dalam daftar IV.
4.      Menghitung Rente Kekal
4.a    Menghitung Nilai Rente Kekal Pra – numerando
                  Nilai tunai rente pra – numerando adalah jumlah masing – masing nilai tunai suatu pembayaran setiap awal masa bunga , dengan waktu yang tidak terbatas dan suku bunga tetap. Kita ingat kembali tentang nilai tunai rente pra – numerando. Jika rentenya tanpa batas ,maka :
Jadi, nilai tunai rente kekal pra – numerando dapat ditulis dalam bentuk
                                   
Text Box:
 




4.b.   Menghitung Nilai Tunai Rente Kekal Post – numerando
Sehingga, nilai tunai rente kekal post – numerando dapat ditulis dalam bentuk :
Text Box:                   




5.      Rente Yang Ditangguhkan
                  Semua jenis rente yang telah dibahas diatr adalah rente langsung yaitu pembayaran atau penerimaan yang pertama dilakukan pada awal atau akhir masa bunga yang pertama. Pada rente yang ditangguhkan atau rente tertuda, pembayaran atau penerimaan yang pertama mengalam penangguhan atau penundaan selama k mas bunga. Untuk lebih memahami pengertian rente yang di tangguhkan, maka perhatikan contoh berikut ini :
                  Pada tanggal 1 Januari 2006 ,Fitri meminjam uang di bank . Pinjaman tersebut pelunasannya dicicil tiap awal bulan sebesar Rp 100.000,00m dimulai 1 April 2006 dan berakhir 1 Maret 2007 dengan suku bunga majemuk 5 % setiap bulan. Jumlah uang yang dipinjam Fitri pada tanggal 1 Januari 2006 disebut nilai tunai rente yang tertunda.
                  Jika pada contoh masalah di atas, uang yang di pinjam adalh M rupiah, di bayar tiap awal bulan ke –n, suku bunga majemuk I = P % per bulan, maka di peroleh :
Text Box:                   

        

Dengan notasi sigma ditanyakan dalam bentuk :

Text Box:       




C.  Mennyelesaikan Masalah Anuitas Dalam Sistem Pinjaman
1.   Pengertian Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya, yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu, dan terdiri atas bagian bungaan bagian angsuran.Jika besarnya anuitas adalah A, angsuranperiode ke-n dinyatakan dengan an, dan bunga periode ke-n adalah bn, maka diperoleh hubungan:
            A = an + bn    ,   n = 1,2,3,..

Menghitung  anuitas
            Dengan notasi sigma:
      
           A  =  M 
        
            Contoh:
Menghitung Pelunasan Hutang
Jika pelunasan (angsuran) dalam anuitas ke-1
            adalah a1, dalam anuitas ke-n  adalah an, hutang
            semula M dan suku bunganya i, maka :
 
               an = a1(1+i)n-1      ,    an = ak (1+i)n-k
1.      Penyusutan Dalam Masalah Nilai Suatu Barang
         a. Pengertian Penyusutan dan Aktiva
         Penyusutan atau depresi  adalah prises pengalokasian secara periodic dari perolehan suatu aktiva terhadap biaya perusahaan.
         Aktva atau harta perusahaan adalah segala sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang berupa harta benda dan hak – hak yang dimiliki.Ditinjau dari manfaat aktiva dibedakan menjai dua macam , yaitu aktiva lancer dan aktiva tetap.
a. Aktiva lancar adalah uang tunai atau aktiva lain yang dapat dicairkan
     menjadi uang tunai, dijual atau dipakaihabis, selama satu periode operasi      
     normal dari perusahaan itu.
b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunkan dalam menyelengarakan operasi
     perusahaan. Aktiva tetap mempunyai sifat yang tahan lama tau relative   
     permanent, artinya lebih dari satu periode operasi yang normal dari 
     perusahaan. Ada dua kelompok aktiva tetap ;
Aktiva teap berwujut adalah ktiva tetap yang memiliki sifat fisik : tanah, bangunan mesin, kendaraan, peralatan, dan lain – lain.
Aktiva tetap tidak berwujud,adalah aktiva tetap yang tidak memilii sifat fisik akan tetapi mempunyai nilai uang karena kekuatan hukumnya misalnya ; hak paten, merek dagang, dan lain – lain.
        
         b. Perhitungan Penyusutan.
                  Ada beberapa perhitungan penyusutan , diantarnya sebagai berikut :
Metode garis lurus
Metode garis lurus atau metode prosentase tetap dari harga pembelian.
Rumus Besar Penyusutan tiap periode.
Text Box:   
                                                                                                                            



Rumus Persentase Penyusutan.
D = Beban penyusutan
A = Aktva
S  = Nlai sisa atau residu
n  =  Perkiraan umur mafaat
r  = Persentase penyusutan
 
Text Box:                                                        







Metode Persentase Tetap Dari Nilai Buku
Metode ini didasarkan pada persentase tetap terhadap nilai buku. Kaena nilai buku tiap tahun berlainan, maka besarnya penyusutan buku tiap tahun juga berlainan.
Nilai buku akhir tahun ke -1
      = A – rA = A (1 -  r)
Nilai buku akhir tahun ke -2
      = A(1 – r) – rA(1 – r)
      = A(1 – r)(1 – r)
      = A(1 – r)2
Nilai buku akhir tahun ke -3
      = A(1 – r)2 - rA(1 – r)2
      = A(1 – r)2 (1 – r)
      = A(1 – r)3
Maka, diperoleh nilai buku akhir tahun ke – n = A(1 – r)n
Jika nilai buku akhir tahun ke- n sama dengan sisa (S), maka :
      S = A(1 – r)n
        = (1 – r)2

A = Aktva
S  = Nlai sisa atau residu
n  =  Perkiraan umur mafaat
r  = Persentase penyusutan
 
        1 –r  =
Text Box:    





Metode Satuan Jam Kerja Aktiva
   Dalam metode satuan jam kerja ini beban penyusutan untuk satu nperiode tergantung pada jam kerja aktiva itu dipakai, dan dinyatakan dengan rumus
Text Box:
 





n =  jumlah jam kerja

A = Aktiva
                        S = Sisa
Metode Satuan Hasil Produksi
Perhitungan besar penyusutan dengan metode satuan hasil produksi ( Shp ) dihitung berdasarkan banyaknya satuan hasil produksi yang dihasilkan dari suatu aktiva.
Text Box:
 

                       





            Keterangan :
            r = Tingkat penyusutan
            A = Biaya perolehan
            S = Nilai sisa
            n = Jumlah satuan hasil produksi
           
Metode Jumlah Bilangan Tahun
Cara menghitung besar penyusutan dengan metode dapat dilihat contoh sebagai berikut :

Contoh :
Biaya perolehan suatu aktiva sebesar Rp 10.000.000,00 diperkirakan umur manfaat aktiva tersebut 4 tahu dan nilai sisanya sebesar Rp 2.000.000,00
Tentukan :
a. Tingkat penyusutan!
b. Daftar penyusutan!
Jawab :
Diketahui :
A = 10.000.000
S  = 2.000.000
Bilangan tahun = 1 + 2 + 3 + 4 = 10
a. Besar penyusutan : ….?

Tahun ke-1 =   Rp 8.000,00 = Rp 3.200.000,00
                        Tahun ke-2 =   Rp 8.000,00 = Rp 2.400.000,00
                        Tahun ke-3 =   Rp 8.000,00 = Rp 1.600.000,00
                        Tahun ke-4 =   Rp 8.000,00 = Rp 800.000,00
                  b. Daftar penyusutan ;
                       
           
Tahun
A -  S

Beban Penyusutan
Nilai Buku Akhir Tahun
0
1
2
3
4
-
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
-
4/10
3/10
2/10
1/10
-
3.200.000,00
2.400.000,00
1.600.000,00
800.000,00

10.000.000’00
6.800.000,00
4.400.000,00
2.800.000,00
2.000.000,00

    Tahun ke-2 =   Rp 8.000,00 = Rp 2.400.000,00
                        Tahun ke-3 =   Rp 8.000,00 = Rp 1.600.000,00
                        Tahun ke-4 =   Rp 8.000,00 = Rp 800.000,00
                  b. Daftar penyusutan ;
                       
           
Tahun
A -  S

Beban Penyusutan
Nilai Buku Akhir Tahun
0
1
2
3
4
-
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
-
4/10
3/10
2/10
1/10
-
3.200.000,00
2.400.000,00
1.600.000,00
800.000,00

10.000.000’00
6.800.000,00
4.400.000,00
2.800.000,00
2.000.000,00


Tidak ada komentar:

Posting Komentar