H. MEMECAHKAN
MASALAH KEUANGAN DENGAN KONSEP
MATEMATIKA
Menyelesaikan Masalah Bunga Tunggal dan Bunga
Majemuk Dalam Keuangan
Bunga Tunggal
Pengertian Bunga
Persen Diatas Seratus dan Persen Dibawah
Seratus
Persen Di atas Seratus
Persen diatas seratus
adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan
seratus. Secara umum di tulis :
![]() |
Untuk menentukan P diatas seratus dari modal M dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
Dengan perhitungan biasa,P % di atas seratus dari
modal M adalah :

Dengan jumlah deret geometri turun tak berhinga :

Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak
terhingga dengan :
Suku pertama 

Rasio 

Sehingga ,


Dengan demikian untuk menghitung
adalah :

Hitung 

Hasil 1) dikurangi 

Hasil 2) ditambah 





Hasil 3) dikurangi 

Dan seterusnya
Contoh 3
Persen Di bawah Seratus
Persen dibawah seratus
adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan
seratus. Secara umum di tulis :
![]() |
Untuk menentukan P dibawah seratus dari modal M dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
Dengan perhitungan biasa,P % di bawah seratus dari modal M adalah :

Dengan jumlah deret geometri turun tak berhinga :

Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak
terhingga dengan :


Dengan demikian untuk menghitung
adalah :

Pengertian Bunga Tunggal
Bunga Tunggal
adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipimjam.
Jika kita
memperbungakan modal (uang ) sebesar M dengan bunga tunggal sebesar P %
setahun, dan besarnya bunga dinyatakan dengan I , maka :
Setelah t tahun, besarnya bunga :

Setelah t bulan, besarnya bunga :
![]() |
Setelah t bulan, besarnya bunga :
1) Jika satu tahu 360 hari, maka
![]() |
2) Jika satu tahun 365
hari ( tahun kabisat) ,maka


3) Jika satu tahun 366 hari ( tahun kabisat) ,maka

Metode Perhitungan Bunga Tunggal
a. Metode Pembagi Tetap
Kita telah mengenal rumus
untuk mencari besar bunga dari uang sebesar M yang digunakan selama t hari
dengan suku bunga P % setahun,yang dirunuskan sebagai berikut :



Bentuk
disebut angka tahun
dan
disebut penbagi tetap,
maka rumus bunga di atas menjadi :



Jika ada beberapa uang yang dipergunakan atas dasar bunga yang sama
maka :
|
b. Metode persen yang
sebanding
Metode persen yang
sebanding digunakan jika suku bunga bukan merupakan pembagi habis 360, sebab
dengan metode ini satu tahun dihitung 360 hari,missal kita ambil suku bunga 9
% setahun ,dengan langkah sebagai berikutini :

a. Hitunglah
besar bunga berdasarkan persentase terdekat dengan suku bunga merupakan pembagi
habis 360 !
b. Hitunglah
besar bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen yang sebanding!
c. Metode persen yang
seukuran
Metode persen yang
seukuran menggunakan perhitungan satu tahun = 365, sehingga perhitngan dengan
metode ini mula – mula harus dihitung bunga 5 % setahun sebagai berikut :



Bilangan 

Jadi, besar bunga 5 % sebanding dengan

Kemudian, menghitung besarnya bunga yang dimaksud dengan metode
persen yang sebanding.
c. Rp
900.000,00 selama 90 hari
2. Bunga Majemuk
a. Perbedaan bunga dengan
diskonto
Untuk memperjelas perbedaan bunga dengan diskonto, marilah kit
perhatikan ilustrasi sebagai berikut!
Budi menminjam uang
kepada Rony sebesar Rp 20.000.000,00 atas dasar bunga tunggal yang akan
dikembalikan setahun kemudian. Jika saat meminjam, Jumlah uang yang ditrima
BUdi sebesar Rp 18.000.000,00, maka hal ini di katakan Budi telah membayar
diskonto sebesar Rp 2.000.000,00.
Dari kejadiaan
diatas, dapat disimpulkan bahwa diskonto adalah bunga yang
dibayarkan oleh peminjam saat menerima pinjaman.
Jika nilai diskonto
= D, jumlah uang yang diterima saat meminjam atau Nilai Tunai = NT, dan jumlah
uang yang harus dikembalikan atau Niai Akhir = NA, maka hubunga ketiganya
dinyatakan dalam bentuk :

Ada dua cara untuk mencari diskonto
adalah sebagai berikut :
1) Disakonto dari nilai
akhir

Keterangan :
D = Diskonto
P = Suku bunga diskonto
NA = Nilai akhir
t = waktu pinjaman
h = 1, 12, dan 360
2) Diskonto dari nilai
tunai

Pengertian dan konsep bunga
majemuk
Jika kita menyimpan modal
berupa uang di bank selama pereode bunga tertentu, misalnya satu tahun, maka
setelah satu tahun kita akan mendapat bunga sebesar P % kali modal yang kita
bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tapi ditambahkan pada modal awal
untuk dibungakan lagi pada pereode berikutnya sehingga besarnya bunga pada
setiap periode berikut berbeda jumlanya ( menjadi bunga berbunga ) maka dikatan
modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
Perbedaan bunga tunggal dan bunga
majemuk
Untuk memahami perbedan antara bunga tunggal dengan bunga
majemuk, marilah kita perhatikan contoh
– contoh berikut!
Contoh :
Herman menabung uang dibank sebesar Rp 2.000.000,00 dengan suku
bunga tunggal 5 % setahun. Menjadi
berapakah uang Herman setelah satu tahun?
Jawab :
Diketehui :
M = 2.000.000
P = 5
t = 3
I = 

= 

Jadi, jumlah uang Herman setelah 3 tahun menjadi Rp 2.000.000,00 +
Rp 300.000,00 = Rp 2.300.000,00
Perhitungan nilai akhir modal
1
Dengan menggunakan rumus
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar P %
satahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah : ( i =
)

Maka rumusnya adalah :

Contoh 14
Perhitungan nilai tunai modal
Dengan menggunakan rumus nilaitunai
Kita masih ingat bahwa rumus nilai akhir bunga majemuk, yaitu :

Rumus di atas dapat diubah menjadi :
|
M = modal mula – mula atau
nilai tunai ( NT )
Mn = modal setelah n jangka
waktu ( periode ),selanjutnya ditulis M
Jadi , 

Atau 

atau
![]() |
Menentukan nilai tunai modal dengan
kalkulator
Nilai tunai modal dengan masa
bunga pecahan
![]() |
Menyelesaikan
Masalah Rente Dalam Keuangan.
Pengertian Rente dan
Macan Rente
Rente adalah deret modal yang dibayarkan
atau diterima pada sertiap jangka waktu tertentu yang tetap besarnya. Masing –
masing modal ini disebut angsuran. Pada hakikatnya , ada tiga macam
rente sebagai berikut ini ;
1. Berdasar saat pembayaran angsuran
meliputi :
1) Rente pra – numerando
2) Rente post – numerando
2. Berdasarkan banyaknya angsuran,
meliputi :
1) Rente terbatas
2) Rente Kekal
3. Berdasarkan langsung tidaknya
pembayaran pertama,meliputi :
1) Rente langsung
2) Rente yang di tangguhkan
2. Menghitung
Nilai Akhir Rente
Nilai
akhir rente adalah jumlah seluruh angsuran dan bunga – bunga yang di hitung
pada akhir masa bunga terakhir. Nilai akhir rente dinyatakan dengan NA.Ada dua
macam nilai akhir rente, yaiti nilai akhir rete pra – numerando dan nilai akhir
rente post – numerando.
2.a. Menghitung
Akhir Rente Pra - numerando
Dengan
Deret Geometri


Bentuk ( 1 + i )n dapat dicari
dalam Daftar bunga I.
Dengan
Daftar Bunga
Selan
dengan deret geometri, nilai akhir rente pra – numerando juga dapat disajikan
dalam bu\entuk notasi sigma :

2.b.
Akhir Rente Post- numerando
Nilai
akhir post – numerando adalah nilai akhir suatu rente yang amgsuran terakhirnya
belum mengalami pembungaan.
Atau
![]() |
Rumus diatas adalah nilai akhir rente post – numerando,
bentuk ( 1 + i ) dapat dicari dalam daftar I atau dengan kalkulator.
Atau dinyatakan sebagai
berikut :

3. Hitung
Nilai Tunai Rente
Nilai tunai rente adalah jumlah seluruh
nilai tunai angsuran yang dihitung pada awal masa bunga pertama, yang
dinyatakan dengan NT.
Ada
dua jenis nilai tunai rente yaitu : nilai tunai rente pra – numerando dan nilai
tunai rente post – numerando.
3.a. Menghitung
Nilai Tunai Rente Pra - numerando
Maka rumus NA diatas dapat diubah menjadi
:

Atau

Selain
dengan deret geometri dapatjuga disajikan dengan notasi sigma :
NA =
M + M(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 + ... + M(1+ i )2 - n + M(1+ i )1
- n
NA =
M + M[(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 + ... + M(1+ i )2 – n + M(1+ i )1
- n ]

Bentuk
dicari dalam daftar IV

3.b. Menghitung
Nilai Tunai Rente Post – numerando

Atau
nilai tunai rente post – numerando :

Jika
bentuk diatas ditulis dalam notasi sigma, maka dapat ditulis sebagai :

Bentuk
dapat dicar dalam daftar IV.

4. Menghitung Rente Kekal
4.a Menghitung Nilai Rente Kekal Pra – numerando
Nilai
tunai rente pra – numerando adalah jumlah masing – masing nilai tunai suatu
pembayaran setiap awal masa bunga , dengan waktu yang tidak terbatas dan suku
bunga tetap. Kita ingat kembali tentang nilai tunai rente pra – numerando. Jika
rentenya tanpa batas ,maka :
Jadi, nilai tunai rente kekal pra –
numerando dapat ditulis dalam bentuk
![]() |
4.b. Menghitung Nilai Tunai
Rente Kekal Post – numerando
Sehingga, nilai tunai rente kekal post –
numerando dapat ditulis dalam bentuk :

5. Rente
Yang Ditangguhkan
Semua jenis rente yang telah dibahas diatr adalah rente langsung
yaitu pembayaran atau penerimaan yang pertama dilakukan pada awal atau akhir
masa bunga yang pertama. Pada rente yang ditangguhkan atau rente tertuda,
pembayaran atau penerimaan yang pertama mengalam penangguhan atau penundaan
selama k mas bunga. Untuk lebih memahami pengertian rente yang di tangguhkan,
maka perhatikan contoh berikut ini :
Pada
tanggal 1 Januari 2006 ,Fitri meminjam uang di bank . Pinjaman tersebut
pelunasannya dicicil tiap awal bulan sebesar Rp 100.000,00m dimulai 1 April
2006 dan berakhir 1 Maret 2007 dengan suku bunga majemuk 5 % setiap bulan.
Jumlah uang yang dipinjam Fitri pada tanggal 1 Januari 2006 disebut nilai
tunai rente yang tertunda.
Jika
pada contoh masalah di atas, uang yang di pinjam adalh M rupiah, di bayar tiap
awal bulan ke –n, suku bunga majemuk I = P % per bulan, maka di peroleh :



Dengan notasi sigma ditanyakan dalam bentuk :

C. Mennyelesaikan Masalah
Anuitas Dalam Sistem Pinjaman
1. Pengertian Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya,
yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu, dan terdiri atas bagian bungaan
bagian angsuran.Jika besarnya anuitas adalah A, angsuranperiode ke-n dinyatakan
dengan an, dan bunga periode ke-n adalah bn, maka diperoleh
hubungan:
A = an + bn , n
= 1,2,3,..
Menghitung anuitas
Dengan
notasi sigma:

A
= M
Contoh:
Menghitung Pelunasan Hutang
Jika pelunasan (angsuran) dalam anuitas ke-1
adalah
a1, dalam anuitas ke-n adalah an, hutang
semula
M dan suku bunganya i, maka :
an = a1(1+i)n-1 ,
an = ak (1+i)n-k
1. Penyusutan Dalam Masalah Nilai Suatu
Barang
a. Pengertian Penyusutan dan Aktiva
Penyusutan atau depresi adalah prises pengalokasian secara periodic dari perolehan suatu
aktiva terhadap biaya perusahaan.
Aktva atau harta
perusahaan adalah segala sumber daya ekonomi suatu
perusahaan yang berupa harta benda dan hak – hak yang dimiliki.Ditinjau dari
manfaat aktiva dibedakan menjai dua macam , yaitu aktiva lancer dan aktiva
tetap.
a. Aktiva lancar adalah uang tunai atau
aktiva lain yang dapat dicairkan
menjadi uang tunai,
dijual atau dipakaihabis, selama satu periode operasi
normal dari perusahaan
itu.
b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunkan dalam
menyelengarakan operasi
perusahaan. Aktiva tetap
mempunyai sifat yang tahan lama tau relative
permanent, artinya lebih
dari satu periode operasi yang normal dari
perusahaan. Ada dua
kelompok aktiva tetap ;
Aktiva teap berwujut adalah ktiva tetap yang memiliki sifat fisik : tanah, bangunan
mesin, kendaraan, peralatan, dan lain – lain.
Aktiva tetap tidak
berwujud,adalah aktiva tetap yang tidak memilii
sifat fisik akan tetapi mempunyai nilai uang karena kekuatan hukumnya misalnya
; hak paten, merek dagang, dan lain – lain.
b. Perhitungan Penyusutan.
Ada
beberapa perhitungan penyusutan , diantarnya sebagai berikut :
Metode garis lurus
Metode garis lurus atau metode prosentase tetap dari harga pembelian.
Rumus Besar Penyusutan tiap periode.

Rumus Persentase Penyusutan.
|

Metode Persentase Tetap Dari Nilai Buku
Metode ini didasarkan pada persentase tetap terhadap nilai buku.
Kaena nilai buku tiap tahun berlainan, maka besarnya penyusutan buku tiap tahun
juga berlainan.

= A – rA = A (1 - r)

= A(1 – r) – rA(1 – r)
= A(1 – r)(1 – r)
= A(1 – r)2

= A(1 – r)2 -
rA(1 – r)2
= A(1 – r)2 (1
– r)
= A(1 – r)3
Maka, diperoleh nilai buku akhir tahun ke – n = A(1 – r)n
Jika nilai buku akhir tahun ke- n sama dengan sisa (S), maka :
S = A(1 – r)n


|



Metode Satuan Jam Kerja
Aktiva
Dalam metode satuan jam
kerja ini beban penyusutan untuk satu nperiode tergantung pada jam kerja aktiva
itu dipakai, dan dinyatakan dengan rumus
![]() |

n = jumlah jam kerja
A = Aktiva
S = Sisa
Metode Satuan Hasil Produksi
Perhitungan besar penyusutan dengan metode satuan hasil produksi (
Shp ) dihitung berdasarkan banyaknya satuan hasil produksi yang dihasilkan dari
suatu aktiva.
![]() |
Keterangan :
r = Tingkat penyusutan
A = Biaya perolehan
S = Nilai sisa
n = Jumlah satuan hasil produksi
Metode Jumlah Bilangan Tahun
Cara menghitung besar penyusutan dengan metode dapat dilihat contoh
sebagai berikut :
Contoh :
Biaya perolehan suatu aktiva sebesar Rp 10.000.000,00 diperkirakan
umur manfaat aktiva tersebut 4 tahu dan nilai sisanya sebesar Rp 2.000.000,00
Tentukan :
a. Tingkat penyusutan!
b. Daftar penyusutan!
Jawab :
Diketahui :
A = 10.000.000
S = 2.000.000
Bilangan tahun = 1 + 2 + 3 + 4 = 10
a. Besar penyusutan : ….?
Tahun ke-1 =
Rp 8.000,00 = Rp
3.200.000,00


H. MEMECAHKAN
MASALAH KEUANGAN DENGAN KONSEP
MATEMATIKA
Menyelesaikan Masalah Bunga Tunggal dan Bunga
Majemuk Dalam Keuangan
Bunga Tunggal
Pengertian Bunga
Persen Diatas Seratus dan Persen Dibawah
Seratus
Persen Di atas Seratus
Persen diatas seratus
adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan
seratus. Secara umum di tulis :
![]() |
Untuk menentukan P diatas seratus dari modal M dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
Dengan perhitungan biasa,P % di atas seratus dari
modal M adalah :

Dengan jumlah deret geometri turun tak berhinga :

Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak
terhingga dengan :
Suku pertama 

Rasio 

Sehingga ,


Dengan demikian untuk menghitung
adalah :

Hitung 

Hasil 1) dikurangi 

Hasil 2) ditambah 





Hasil 3) dikurangi 

Dan seterusnya
Contoh 3
Persen Di bawah Seratus
Persen dibawah seratus
adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan
seratus. Secara umum di tulis :
![]() |
Untuk menentukan P dibawah seratus dari modal M dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
Dengan perhitungan biasa,P % di bawah seratus dari modal M adalah :

Dengan jumlah deret geometri turun tak berhinga :

Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak
terhingga dengan :


Dengan demikian untuk menghitung
adalah :

Pengertian Bunga Tunggal
Bunga Tunggal
adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipimjam.
Jika kita
memperbungakan modal (uang ) sebesar M dengan bunga tunggal sebesar P %
setahun, dan besarnya bunga dinyatakan dengan I , maka :
Setelah t tahun, besarnya bunga :

Setelah t bulan, besarnya bunga :
![]() |
Setelah t bulan, besarnya bunga :
1) Jika satu tahu 360 hari, maka
![]() |
2) Jika satu tahun 365
hari ( tahun kabisat) ,maka


3) Jika satu tahun 366 hari ( tahun kabisat) ,maka

Metode Perhitungan Bunga Tunggal
a. Metode Pembagi Tetap
Kita telah mengenal rumus
untuk mencari besar bunga dari uang sebesar M yang digunakan selama t hari
dengan suku bunga P % setahun,yang dirunuskan sebagai berikut :



Bentuk
disebut angka tahun
dan
disebut penbagi tetap,
maka rumus bunga di atas menjadi :



Jika ada beberapa uang yang dipergunakan atas dasar bunga yang sama
maka :
|
b. Metode persen yang
sebanding
Metode persen yang
sebanding digunakan jika suku bunga bukan merupakan pembagi habis 360, sebab
dengan metode ini satu tahun dihitung 360 hari,missal kita ambil suku bunga 9
% setahun ,dengan langkah sebagai berikutini :

a. Hitunglah
besar bunga berdasarkan persentase terdekat dengan suku bunga merupakan pembagi
habis 360 !
b. Hitunglah
besar bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen yang sebanding!
c. Metode persen yang
seukuran
Metode persen yang
seukuran menggunakan perhitungan satu tahun = 365, sehingga perhitngan dengan
metode ini mula – mula harus dihitung bunga 5 % setahun sebagai berikut :



Bilangan 

Jadi, besar bunga 5 % sebanding dengan

Kemudian, menghitung besarnya bunga yang dimaksud dengan metode
persen yang sebanding.
c. Rp
900.000,00 selama 90 hari
2. Bunga Majemuk
a. Perbedaan bunga dengan
diskonto
Untuk memperjelas perbedaan bunga dengan diskonto, marilah kit
perhatikan ilustrasi sebagai berikut!
Budi menminjam uang
kepada Rony sebesar Rp 20.000.000,00 atas dasar bunga tunggal yang akan
dikembalikan setahun kemudian. Jika saat meminjam, Jumlah uang yang ditrima
BUdi sebesar Rp 18.000.000,00, maka hal ini di katakan Budi telah membayar
diskonto sebesar Rp 2.000.000,00.
Dari kejadiaan
diatas, dapat disimpulkan bahwa diskonto adalah bunga yang
dibayarkan oleh peminjam saat menerima pinjaman.
Jika nilai diskonto
= D, jumlah uang yang diterima saat meminjam atau Nilai Tunai = NT, dan jumlah
uang yang harus dikembalikan atau Niai Akhir = NA, maka hubunga ketiganya
dinyatakan dalam bentuk :

Ada dua cara untuk mencari diskonto
adalah sebagai berikut :
1) Disakonto dari nilai
akhir

Keterangan :
D = Diskonto
P = Suku bunga diskonto
NA = Nilai akhir
t = waktu pinjaman
h = 1, 12, dan 360
2) Diskonto dari nilai
tunai

Pengertian dan konsep bunga
majemuk
Jika kita menyimpan modal
berupa uang di bank selama pereode bunga tertentu, misalnya satu tahun, maka
setelah satu tahun kita akan mendapat bunga sebesar P % kali modal yang kita
bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tapi ditambahkan pada modal awal
untuk dibungakan lagi pada pereode berikutnya sehingga besarnya bunga pada
setiap periode berikut berbeda jumlanya ( menjadi bunga berbunga ) maka dikatan
modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
Perbedaan bunga tunggal dan bunga
majemuk
Untuk memahami perbedan antara bunga tunggal dengan bunga
majemuk, marilah kita perhatikan contoh
– contoh berikut!
Contoh :
Herman menabung uang dibank sebesar Rp 2.000.000,00 dengan suku
bunga tunggal 5 % setahun. Menjadi
berapakah uang Herman setelah satu tahun?
Jawab :
Diketehui :
M = 2.000.000
P = 5
t = 3
I = 

= 

Jadi, jumlah uang Herman setelah 3 tahun menjadi Rp 2.000.000,00 +
Rp 300.000,00 = Rp 2.300.000,00
Perhitungan nilai akhir modal
1
Dengan menggunakan rumus
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar P %
satahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah : ( i =
)

Maka rumusnya adalah :

Contoh 14
Perhitungan nilai tunai modal
Dengan menggunakan rumus nilaitunai
Kita masih ingat bahwa rumus nilai akhir bunga majemuk, yaitu :

Rumus di atas dapat diubah menjadi :
|
M = modal mula – mula atau
nilai tunai ( NT )
Mn = modal setelah n jangka
waktu ( periode ),selanjutnya ditulis M
Jadi , 

Atau 

atau
![]() |
Menentukan nilai tunai modal dengan
kalkulator
Nilai tunai modal dengan masa
bunga pecahan
![]() |
Menyelesaikan
Masalah Rente Dalam Keuangan.
Pengertian Rente dan
Macan Rente
Rente adalah deret modal yang dibayarkan
atau diterima pada sertiap jangka waktu tertentu yang tetap besarnya. Masing –
masing modal ini disebut angsuran. Pada hakikatnya , ada tiga macam
rente sebagai berikut ini ;
1. Berdasar saat pembayaran angsuran
meliputi :
1) Rente pra – numerando
2) Rente post – numerando
2. Berdasarkan banyaknya angsuran,
meliputi :
1) Rente terbatas
2) Rente Kekal
3. Berdasarkan langsung tidaknya
pembayaran pertama,meliputi :
1) Rente langsung
2) Rente yang di tangguhkan
2. Menghitung
Nilai Akhir Rente
Nilai
akhir rente adalah jumlah seluruh angsuran dan bunga – bunga yang di hitung
pada akhir masa bunga terakhir. Nilai akhir rente dinyatakan dengan NA.Ada dua
macam nilai akhir rente, yaiti nilai akhir rete pra – numerando dan nilai akhir
rente post – numerando.
2.a. Menghitung
Akhir Rente Pra - numerando
Dengan
Deret Geometri


Bentuk ( 1 + i )n dapat dicari
dalam Daftar bunga I.
Dengan
Daftar Bunga
Selan
dengan deret geometri, nilai akhir rente pra – numerando juga dapat disajikan
dalam bu\entuk notasi sigma :

2.b.
Akhir Rente Post- numerando
Nilai
akhir post – numerando adalah nilai akhir suatu rente yang amgsuran terakhirnya
belum mengalami pembungaan.
Atau
![]() |
Rumus diatas adalah nilai akhir rente post – numerando,
bentuk ( 1 + i ) dapat dicari dalam daftar I atau dengan kalkulator.
Atau dinyatakan sebagai
berikut :

3. Hitung
Nilai Tunai Rente
Nilai tunai rente adalah jumlah seluruh
nilai tunai angsuran yang dihitung pada awal masa bunga pertama, yang
dinyatakan dengan NT.
Ada
dua jenis nilai tunai rente yaitu : nilai tunai rente pra – numerando dan nilai
tunai rente post – numerando.
3.a. Menghitung
Nilai Tunai Rente Pra - numerando
Maka rumus NA diatas dapat diubah menjadi
:

Atau

Selain
dengan deret geometri dapatjuga disajikan dengan notasi sigma :
NA =
M + M(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 + ... + M(1+ i )2 - n + M(1+ i )1
- n
NA =
M + M[(1+ i )-1+ M(1+ i )-2 + ... + M(1+ i )2 – n + M(1+ i )1
- n ]

Bentuk
dicari dalam daftar IV

3.b. Menghitung
Nilai Tunai Rente Post – numerando

Atau
nilai tunai rente post – numerando :

Jika
bentuk diatas ditulis dalam notasi sigma, maka dapat ditulis sebagai :

Bentuk
dapat dicar dalam daftar IV.

4. Menghitung Rente Kekal
4.a Menghitung Nilai Rente Kekal Pra – numerando
Nilai
tunai rente pra – numerando adalah jumlah masing – masing nilai tunai suatu
pembayaran setiap awal masa bunga , dengan waktu yang tidak terbatas dan suku
bunga tetap. Kita ingat kembali tentang nilai tunai rente pra – numerando. Jika
rentenya tanpa batas ,maka :
Jadi, nilai tunai rente kekal pra –
numerando dapat ditulis dalam bentuk
![]() |
4.b. Menghitung Nilai Tunai
Rente Kekal Post – numerando
Sehingga, nilai tunai rente kekal post –
numerando dapat ditulis dalam bentuk :

5. Rente
Yang Ditangguhkan
Semua jenis rente yang telah dibahas diatr adalah rente langsung
yaitu pembayaran atau penerimaan yang pertama dilakukan pada awal atau akhir
masa bunga yang pertama. Pada rente yang ditangguhkan atau rente tertuda,
pembayaran atau penerimaan yang pertama mengalam penangguhan atau penundaan
selama k mas bunga. Untuk lebih memahami pengertian rente yang di tangguhkan,
maka perhatikan contoh berikut ini :
Pada
tanggal 1 Januari 2006 ,Fitri meminjam uang di bank . Pinjaman tersebut
pelunasannya dicicil tiap awal bulan sebesar Rp 100.000,00m dimulai 1 April
2006 dan berakhir 1 Maret 2007 dengan suku bunga majemuk 5 % setiap bulan.
Jumlah uang yang dipinjam Fitri pada tanggal 1 Januari 2006 disebut nilai
tunai rente yang tertunda.
Jika
pada contoh masalah di atas, uang yang di pinjam adalh M rupiah, di bayar tiap
awal bulan ke –n, suku bunga majemuk I = P % per bulan, maka di peroleh :



Dengan notasi sigma ditanyakan dalam bentuk :

C. Mennyelesaikan Masalah
Anuitas Dalam Sistem Pinjaman
1. Pengertian Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya,
yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu, dan terdiri atas bagian bungaan
bagian angsuran.Jika besarnya anuitas adalah A, angsuranperiode ke-n dinyatakan
dengan an, dan bunga periode ke-n adalah bn, maka diperoleh
hubungan:
A = an + bn , n
= 1,2,3,..
Menghitung anuitas
Dengan
notasi sigma:

A
= M
Contoh:
Menghitung Pelunasan Hutang
Jika pelunasan (angsuran) dalam anuitas ke-1
adalah
a1, dalam anuitas ke-n adalah an, hutang
semula
M dan suku bunganya i, maka :
an = a1(1+i)n-1 ,
an = ak (1+i)n-k
1. Penyusutan Dalam Masalah Nilai Suatu
Barang
a. Pengertian Penyusutan dan Aktiva
Penyusutan atau depresi adalah prises pengalokasian secara periodic dari perolehan suatu
aktiva terhadap biaya perusahaan.
Aktva atau harta
perusahaan adalah segala sumber daya ekonomi suatu
perusahaan yang berupa harta benda dan hak – hak yang dimiliki.Ditinjau dari
manfaat aktiva dibedakan menjai dua macam , yaitu aktiva lancer dan aktiva
tetap.
a. Aktiva lancar adalah uang tunai atau
aktiva lain yang dapat dicairkan
menjadi uang tunai,
dijual atau dipakaihabis, selama satu periode operasi
normal dari perusahaan
itu.
b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunkan dalam
menyelengarakan operasi
perusahaan. Aktiva tetap
mempunyai sifat yang tahan lama tau relative
permanent, artinya lebih
dari satu periode operasi yang normal dari
perusahaan. Ada dua
kelompok aktiva tetap ;
Aktiva teap berwujut adalah ktiva tetap yang memiliki sifat fisik : tanah, bangunan
mesin, kendaraan, peralatan, dan lain – lain.
Aktiva tetap tidak
berwujud,adalah aktiva tetap yang tidak memilii
sifat fisik akan tetapi mempunyai nilai uang karena kekuatan hukumnya misalnya
; hak paten, merek dagang, dan lain – lain.
b. Perhitungan Penyusutan.
Ada
beberapa perhitungan penyusutan , diantarnya sebagai berikut :
Metode garis lurus
Metode garis lurus atau metode prosentase tetap dari harga pembelian.
Rumus Besar Penyusutan tiap periode.

Rumus Persentase Penyusutan.
|

Metode Persentase Tetap Dari Nilai Buku
Metode ini didasarkan pada persentase tetap terhadap nilai buku.
Kaena nilai buku tiap tahun berlainan, maka besarnya penyusutan buku tiap tahun
juga berlainan.

= A – rA = A (1 - r)

= A(1 – r) – rA(1 – r)
= A(1 – r)(1 – r)
= A(1 – r)2

= A(1 – r)2 -
rA(1 – r)2
= A(1 – r)2 (1
– r)
= A(1 – r)3
Maka, diperoleh nilai buku akhir tahun ke – n = A(1 – r)n
Jika nilai buku akhir tahun ke- n sama dengan sisa (S), maka :
S = A(1 – r)n


|



Metode Satuan Jam Kerja
Aktiva
Dalam metode satuan jam
kerja ini beban penyusutan untuk satu nperiode tergantung pada jam kerja aktiva
itu dipakai, dan dinyatakan dengan rumus
![]() |

n = jumlah jam kerja
A = Aktiva
S = Sisa
Metode Satuan Hasil Produksi
Perhitungan besar penyusutan dengan metode satuan hasil produksi (
Shp ) dihitung berdasarkan banyaknya satuan hasil produksi yang dihasilkan dari
suatu aktiva.
![]() |
Keterangan :
r = Tingkat penyusutan
A = Biaya perolehan
S = Nilai sisa
n = Jumlah satuan hasil produksi
Metode Jumlah Bilangan Tahun
Cara menghitung besar penyusutan dengan metode dapat dilihat contoh
sebagai berikut :
Contoh :
Biaya perolehan suatu aktiva sebesar Rp 10.000.000,00 diperkirakan
umur manfaat aktiva tersebut 4 tahu dan nilai sisanya sebesar Rp 2.000.000,00
Tentukan :
a. Tingkat penyusutan!
b. Daftar penyusutan!
Jawab :
Diketahui :
A = 10.000.000
S = 2.000.000
Bilangan tahun = 1 + 2 + 3 + 4 = 10
a. Besar penyusutan : ….?
Tahun ke-1 =
Rp 8.000,00 = Rp
3.200.000,00


Tahun ke-2 = 
Rp 8.000,00 = Rp
2.400.000,00


Tahun ke-3 = 
Rp 8.000,00 = Rp
1.600.000,00


Tahun ke-4 = 
Rp 8.000,00 = Rp
800.000,00


b. Daftar penyusutan ;
Tahun
|
A - S
|
|
Beban Penyusutan
|
Nilai Buku Akhir Tahun
|
0
1
2
3
4
|
-
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
|
-
4/10
3/10
2/10
1/10
|
-
3.200.000,00
2.400.000,00
1.600.000,00
800.000,00
|
10.000.000’00
6.800.000,00
4.400.000,00
2.800.000,00
2.000.000,00
|
Tahun ke-2 = 
Rp 8.000,00 = Rp
2.400.000,00


Tahun ke-3 = 
Rp 8.000,00 = Rp
1.600.000,00


Tahun ke-4 = 
Rp 8.000,00 = Rp
800.000,00


b. Daftar penyusutan ;
Tahun
|
A - S
|
|
Beban Penyusutan
|
Nilai Buku Akhir Tahun
|
0
1
2
3
4
|
-
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
|
-
4/10
3/10
2/10
1/10
|
-
3.200.000,00
2.400.000,00
1.600.000,00
800.000,00
|
10.000.000’00
6.800.000,00
4.400.000,00
2.800.000,00
2.000.000,00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar